Sabtu, 14 Januari 2012

Kegagalan Arsitektur Terhadap Lingkungan

Arsitektur sejatinya adalah penggabungan unsur seni kedalam bentuk bangunan. namun apa jadinya bila arsitektur itu sendiri malah memberikan dampak yang kurang baik terhadap lingkungan? contohnya ,kurang tertatanya lingkungan(bangunan),atau mungkin efek penggusuran demi membangun bangunan yang (diharapkan) dapat mempercantik suatu kota/wilayah..

Pembangunan yang terjadi di Indonesia saat ini berlangsung sangat pesat, tumbuhnya kawasan-kawasan industri, perumahan, perdagangan, wisata dan budaya serta gedung-gedung yang tentunya tidak lepas dari peran para arsitek sebagai penggagasnya.
Apabila kita cermati fenomena yang berkembang saat ini di masyarakat, baik buruknya perkembangan kota dan bangunan pengisinya tersebut yang dituding paling bertanggung jawab adalah arsitek. Pada satu sisi, kondisi ini merupakan hal positif bagi para arsitek apabila rancangan yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan masyarakat pengguna, tetapi dapat juga menjadi musibah bagi para arsitek apabila rancangan yang dihasilkan membawa ketidak nyamanan bagi pengguna dan banyak orang di lingkungannya. Keduanya membawa dampak moral yang terus akan mengikuti para arsitek penggagasnya selama bangunan/obyek rancangannya masih berdiri.
Pengaruh baik tugas seorang arsitek terhadap lingkungan
  1. Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan antara massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak  – dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green design.
  2. Memberikan dampak pada estetika bangunan
  3. Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
  4. Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.(http://ismiy.wordpress.com)  

 kesimpulannya adalah , baiknya seorang arsitek memperdalami/mengerti akan site yang dia akan bangun.umumnya para arsitek menjadikan proyek mereka sebagai ajang pamer kebolehan.memang tidak salah,karena kalau tidak pamer,mana ada proyek.betul?.akan tetapi jauh dari itu semua arsitek pula lah yang dapat mengubah lingkungan dan citra lingkungan. demi keindahan seutuhnya,para arsitek baiknya membuang atu mungkin mengurangi ke egoisan mereka dalam merancang,yang terpenting adalah menciptakan tanpa merusak satu hal kecil pun. 

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar